Pura Diatas Laut Lepas : Uluwatu Bali #KKL
Yuk jalan-jalan ke Bali.
Kalo ngomongin tentang Bali, pasti yang terbesit dibenak kita adalah mengenai pulau seribu pura yang memiliki aura magis namun eksotis. Magis karena suasana pura-pura di Bali menyimpan berbagai nilai sejarah dan mitos yang kental kaitannya dengan kebudayaan dan kepercayaan masyarakat Bali. Eksotis karena bentuk pura-pura di Bali yang khas dan memiliki nilai seni tinggi apalagi jika panorama di sekitar pura masih asri dan memanjakan mata.
(Baca Juga : #KKL 1st Trip : Kunjungan Ke PT Dempo Laser Metalindo)
(Baca Juga : #KKL 1st Trip : Kunjungan Ke PT Dempo Laser Metalindo)
Saat KKL ke Bali bulan Januari lalu, saya sempat berkunjung ke salah satu Pure yang sudah tersohor namanya di Pulau Dewata tersebut. Namanya adalah Pure Uluwatu. Jujur, pemandangan di Pure Uluwatu berhasil membuat mata saya terus bergerak dan tidak dapat berhenti melihat setiap sudut pemandangan yang ditawarkan. Suara deburan ombak, Semburat siluet di langit sore, tebing-tebing yang kokoh serta suasana Pura yang tenang merupakan perpaduan yang sangat ciamik untuk me-refresh tubuh agar tetap semangat berfoto-foto. haha
Sebelum kita mulai menyusuri keindahan Uluwatu, ada baiknya Postingan ini dimulai dari Sejarah berdirinya Uluwatu
Setiap Tempat Punya Cerita : Uluwatu dan Sejarahnya
Saya ingin menceritakan sedikit mengenai sejarah pure Uluwatu yang saya ringkas dari berbagai sumber (balipedia.id).
Sebenarnya Pura ini bernama Pura Luhur Uluwatu. Namun wisatawan domesitik maupun asing biasa menyebutnya Pura Uluwatu (domestik) dan Uluwatu Temple (Asing). Konon Katanya, Pure Uluwatu dahulu adalah Pura tempat persembahayangan orang-orang Bali kepada pendeta yang dianggap suci seperti Pendeta Empu Kunturan (Abad 11) dan Pendeta Dang Hyang.
Asal usul nama Uluwatu berasal dari Pendeta Dang Hyang Nirantha yang bertandang ke Pulau Bali dan menjadikan Uluwatu sebagai tempat persinggahan terakhir dalam perjalanan sucinya. Persinggahan terakhir dalam perjalanan suci seperti ini biasa disebut Moksah atau Ngeluhur, maka tempat itu pun disebut Tempat / Pure Luhur Uluwatu.
Menurut kepercayaan umat hindu, pura Uluwatu merupakan salah satu Pura penyangga dari 9 mata angin dan sebagai Pura sendi-sendi pulau Bali.
Sebenarnya Pura ini bernama Pura Luhur Uluwatu. Namun wisatawan domesitik maupun asing biasa menyebutnya Pura Uluwatu (domestik) dan Uluwatu Temple (Asing). Konon Katanya, Pure Uluwatu dahulu adalah Pura tempat persembahayangan orang-orang Bali kepada pendeta yang dianggap suci seperti Pendeta Empu Kunturan (Abad 11) dan Pendeta Dang Hyang.
Asal usul nama Uluwatu berasal dari Pendeta Dang Hyang Nirantha yang bertandang ke Pulau Bali dan menjadikan Uluwatu sebagai tempat persinggahan terakhir dalam perjalanan sucinya. Persinggahan terakhir dalam perjalanan suci seperti ini biasa disebut Moksah atau Ngeluhur, maka tempat itu pun disebut Tempat / Pure Luhur Uluwatu.
Menurut kepercayaan umat hindu, pura Uluwatu merupakan salah satu Pura penyangga dari 9 mata angin dan sebagai Pura sendi-sendi pulau Bali.
Itulah alasan mengapa saya sangat senang dan penasaran dengan setiap tempat di Bali, karena dibalik keindahan tempat-tempatnya pasti tersimpan sejarah dan cerita sakral.
Dimanakah Letak Uluwatu? Ayo Kita Panggil Peta
Dimanakah Letak Uluwatu? Ayo Kita Panggil Peta
Perjalanan ke Uluwatu saya tempuh menggunakan Bus Pariwisata bersama teman-teman satu angkatan saya. Oleh karena itu saya tidak terlalu paham mengenai jalur-jalur dan letak untuk mencapai Pure uluwatu ini. Ya maklumlah, sepanjang perjalanan yang saya lakukan hanyalah mengobrol, makan camilan, dan tidur hingga tiba-tiba bus yang kami tumpangi terdampar di halaman parkir Pura Uluwatu. Atas ketidaktahuan inilah saya memutuskan untuk memanggil Peta. Ayo panggil Peta sekali lagi. Lebih keras! *oke abaiakan
Dan ini adalah Peta Letak Uluwatu :
FYI, Pura Uluwatu ini berada di Desa Pecatu Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Bali
Mengenai Tiket Masuk Pura Uluwatu
Tidak perlu kuatir mengenai tarif tiket masuk Kawasan Pura Uluwatu, karena harga tiketnya sangat terjangkau. Hanya dengan mengeluarkan uang Rp.15.000 untuk orang dewasa dan Rp.7.500 untuk anak-anak, kamu sudah bisa melenggang, berfoto dan menikmati setiap jengkal keindahan Pura Uluwatu.
Namun jika kamu seorang Bule, maka akan dikenai tarif sebesar Rp.20.000 untuk dewasa dan Rp.10.000 untuk anak-anak. Sangat sepadan dengan keindahan dan kepuasan yang akan kamu dapatkan. Sementara untuk tarif parkirnya sendiri adalah Rp.10.000 untuk Bus, Rp.2000 untuk mobil dan Rp.1000 untuk sepeda motor. Dompetmu akan tetap aman saat berkunjung ke Uluwatu.
Jangan Lupa Memakai Sarung Saat Hendak Memasuki Uluwatu
Ada yang unik jika kamu mengunjungi Pure diatas tebing ini. Ya, kamu harus memakai sarung warna ungu ataupun memakai ikat pinggang berupa selendang kuning.
Sayapun penasaran apa esensi dari pemakaian kain selendang yang diikatkan di pinggang ini. Lantas saya langsung menanyakannya kepada salah satu Tour Guide kami. Menurut penuturannya, esensi dari pemakaian kain ini adalah agar si pemakai terbebas dari hawa nafsu saat memasuki Uluwatu. Karena Pura ini dianggap tempat suci bagi masyarakat Bali dan Kain yang dipasang dipinggang berfungsi untuk mengikat hawa nafsu dan energi negatif dari diri si pemakai.
Kain ini bisa kamu dapatkan di depan pintu masuk Pura Uluwatu. Jika kamu merasa kesulitan dalam memakai, kamu bisa meminta tolong kepada penjaga agar dibantu mengikatkannya dipinggang.
Dan ini adalah Peta Letak Uluwatu :
FYI, Pura Uluwatu ini berada di Desa Pecatu Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Bali
Mengenai Tiket Masuk Pura Uluwatu
Tidak perlu kuatir mengenai tarif tiket masuk Kawasan Pura Uluwatu, karena harga tiketnya sangat terjangkau. Hanya dengan mengeluarkan uang Rp.15.000 untuk orang dewasa dan Rp.7.500 untuk anak-anak, kamu sudah bisa melenggang, berfoto dan menikmati setiap jengkal keindahan Pura Uluwatu.
Namun jika kamu seorang Bule, maka akan dikenai tarif sebesar Rp.20.000 untuk dewasa dan Rp.10.000 untuk anak-anak. Sangat sepadan dengan keindahan dan kepuasan yang akan kamu dapatkan. Sementara untuk tarif parkirnya sendiri adalah Rp.10.000 untuk Bus, Rp.2000 untuk mobil dan Rp.1000 untuk sepeda motor. Dompetmu akan tetap aman saat berkunjung ke Uluwatu.
Jangan Lupa Memakai Sarung Saat Hendak Memasuki Uluwatu
Ada yang unik jika kamu mengunjungi Pure diatas tebing ini. Ya, kamu harus memakai sarung warna ungu ataupun memakai ikat pinggang berupa selendang kuning.
Sayapun penasaran apa esensi dari pemakaian kain selendang yang diikatkan di pinggang ini. Lantas saya langsung menanyakannya kepada salah satu Tour Guide kami. Menurut penuturannya, esensi dari pemakaian kain ini adalah agar si pemakai terbebas dari hawa nafsu saat memasuki Uluwatu. Karena Pura ini dianggap tempat suci bagi masyarakat Bali dan Kain yang dipasang dipinggang berfungsi untuk mengikat hawa nafsu dan energi negatif dari diri si pemakai.
Kain ini bisa kamu dapatkan di depan pintu masuk Pura Uluwatu. Jika kamu merasa kesulitan dalam memakai, kamu bisa meminta tolong kepada penjaga agar dibantu mengikatkannya dipinggang.
Jangan kaget jika kamu akan disambut oleh gerombolan monyet penghuni kawasan pura. Monyet-monyet itu merupakan penghuni tetap dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Kamu bisa mengajaknya berinteraksi secara langsung karena mereka dibiarkan bebas berkeliaran.
Hati-hati jika kamu membawa makanan, kacamata, topi dan barang-barang dengan warna yang mencolok. Saat kamu lengah, barang-barangmu akan lenyap dibawa pergi oleh monyet-monyet ini. Walaupun kamu sudah menyembunyikan barang-barangmu, monyet ini akan tetap tau karena mereka memilki insting yang kuat. Jadi kudu hati-hati ya
Namun sayang saat berkunjung, saya hanya melihat sedikit monyet yang menampakkan diri sehingga saya tidak mendapatkan gambarnya.
(Baca Juga : Predikat "Orang Jahil" Cocok Disandang Olehmu yang Pernah Melakukan Ini)
Berjalan di Uluwatu, Bagai Melewati Tembok Cina yang Dikepung Lautan Lepas
Mungkin sedikit berlebihan jika saya membandingkan Uluwatu dengan Tembok besar Cina. Tapi entah kenapa saat saya berjalan menyusuri pura uluwatu, saya menjadi teringat dengan tembok besar cina yang kokoh dan super panjang. Mungkin dikarenakan letak pura uluwatu yang berada di atas tebing dengan dibentengi tembok besar yang kokoh. Sungguh pemandangan alam yang luar biasa indah. Dengan sentuhan deburan ombak yang mengahantam batu karang, tebing-tebing hijau yang menjulang tinggi sebagai pondasi pura, semilir angin yang tiupkan pohon-pohon rindang, serta perpaduan warna orange langit sore dan birunya lautan lepas. Membuat saya betah berlama-lama di tempat ini.
Melihat Matahari Tenggelam Dari Atas Tebing
Saran saya datanglah ke uluwatu sore hari disaat matahari terbenam. Karena menurut kabar yang beredar, uluwatu merupakan salah satu tempat terbaik untuk melihat sunset di pulau Bali. Sayapun tak ingin melewatkan momen sunset di tempat ini. Sembari berfoto-foto, kami dengan sabar menunggu momen-momen matahari berpamitan kepada sang pulau Dewata.
Menikmati Tari Kecak Ditengah Deburan Ombak Penghantam Tebing : Bagaimana Rasanya?
Disini kamu tak hanya dimanjakan oleh view yang mengagumkan, namun juga dapat menikmati tari kecak khas Bali. Namun sayang sekali, Biro perjalanan kami tidak menyertakan pertunjukan tari kecak dalam paket wisata KKL. Sehingga jika ingin menonton tari kecak, kami harus mengeluarkan uang sebesar Rp.120.000 untuk tiket pertunjukan tari kecak. Karena kami adalah anak kosan yang minim budget, maka kami memutuskan untuk tidak menonton tari kecak. Yaah..
Salah Satu Tempat yang Banyak Dikunjungi Wisatawan Asing
Jika kamu ingin melatih keahlian bahasa asingmu ataupun berkenalan dengan orang asing, mungkin Uluwatu adalah tempat yang tepat untukmu. Tempat ini sangat ramai dikunjugi oleh wisatawan Asing seperti dari India, Korea, Japan, Australia, maupun dari benua Eropa. Bahkan saat saya bertandang kesana, saya lebih sering melihat wisatawan asing yang berseliweran dibanding wisatawan domestik. Nah siapa tau skill bahasa asingmu akan lebih terasah disini dengan mengajak ngobrol wisatawan asing. Untung-untung kalian bisa akrab dan menjadi teman baik, atau malah dapat jodoh *eh.
Nah itu adalah sedikit cerita saya saat berkunjung ke Pura Uluwatu Bali. Semoga dapat menjadi salah satu panduan dalam berwisata ke Bali. Selamat bersenang-senang..
(Baca Juga : Tanjung Benoa, Tempat Yang Tepat Menikmati WaterSport Bali : #KKL)
(Baca Juga : Penjelajahan Wisata Bangunan Mistis : Lawang Sewu)
Hati-hati jika kamu membawa makanan, kacamata, topi dan barang-barang dengan warna yang mencolok. Saat kamu lengah, barang-barangmu akan lenyap dibawa pergi oleh monyet-monyet ini. Walaupun kamu sudah menyembunyikan barang-barangmu, monyet ini akan tetap tau karena mereka memilki insting yang kuat. Jadi kudu hati-hati ya
Namun sayang saat berkunjung, saya hanya melihat sedikit monyet yang menampakkan diri sehingga saya tidak mendapatkan gambarnya.
(Baca Juga : Predikat "Orang Jahil" Cocok Disandang Olehmu yang Pernah Melakukan Ini)
Wisatawan berfoto dan mencoba memandang ke pohon untuk menemukan monyet di Pura uluwatu |
Mungkin sedikit berlebihan jika saya membandingkan Uluwatu dengan Tembok besar Cina. Tapi entah kenapa saat saya berjalan menyusuri pura uluwatu, saya menjadi teringat dengan tembok besar cina yang kokoh dan super panjang. Mungkin dikarenakan letak pura uluwatu yang berada di atas tebing dengan dibentengi tembok besar yang kokoh. Sungguh pemandangan alam yang luar biasa indah. Dengan sentuhan deburan ombak yang mengahantam batu karang, tebing-tebing hijau yang menjulang tinggi sebagai pondasi pura, semilir angin yang tiupkan pohon-pohon rindang, serta perpaduan warna orange langit sore dan birunya lautan lepas. Membuat saya betah berlama-lama di tempat ini.
Berfoto bersama dengan background tebing dan laut lepas |
Saran saya datanglah ke uluwatu sore hari disaat matahari terbenam. Karena menurut kabar yang beredar, uluwatu merupakan salah satu tempat terbaik untuk melihat sunset di pulau Bali. Sayapun tak ingin melewatkan momen sunset di tempat ini. Sembari berfoto-foto, kami dengan sabar menunggu momen-momen matahari berpamitan kepada sang pulau Dewata.
Menunggu matahari tenggelam |
Birunya lautan di Pura uluwatu |
Disini kamu tak hanya dimanjakan oleh view yang mengagumkan, namun juga dapat menikmati tari kecak khas Bali. Namun sayang sekali, Biro perjalanan kami tidak menyertakan pertunjukan tari kecak dalam paket wisata KKL. Sehingga jika ingin menonton tari kecak, kami harus mengeluarkan uang sebesar Rp.120.000 untuk tiket pertunjukan tari kecak. Karena kami adalah anak kosan yang minim budget, maka kami memutuskan untuk tidak menonton tari kecak. Yaah..
sumber : tarikecakbali.com |
Jika kamu ingin melatih keahlian bahasa asingmu ataupun berkenalan dengan orang asing, mungkin Uluwatu adalah tempat yang tepat untukmu. Tempat ini sangat ramai dikunjugi oleh wisatawan Asing seperti dari India, Korea, Japan, Australia, maupun dari benua Eropa. Bahkan saat saya bertandang kesana, saya lebih sering melihat wisatawan asing yang berseliweran dibanding wisatawan domestik. Nah siapa tau skill bahasa asingmu akan lebih terasah disini dengan mengajak ngobrol wisatawan asing. Untung-untung kalian bisa akrab dan menjadi teman baik, atau malah dapat jodoh *eh.
Wisatawan Asing Ber-Selfie Ria |
(Baca Juga : Tanjung Benoa, Tempat Yang Tepat Menikmati WaterSport Bali : #KKL)
(Baca Juga : Penjelajahan Wisata Bangunan Mistis : Lawang Sewu)