Gunung Telomoyo : Pendakian dengan Motor Hingga Puncak
Saat saya diajak teman untuk mendaki gunung yang bisa didaki dengan menggunakan motor hingga puncak, awalnya saya tidak terlalu percaya. Dalam fikiran saya, yang namanya mendaki gunung pastilah berjalan kaki menyusuri badan gunung untuk mecapai ke puncak. Rasanya sulit dibayangkan motor dapat melewati dengan lancar jalanan yang berbatu, tidak rata dan menanjak di pengunungan. Dengan berjalan kaki saja kadang kita harus ekstra hati-hati dan merangkak-rangkak untuk melewati track curam jalur pendakian.
Namun ternyata saya salah. Tidak selamanya jalur pendakian gunung hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki saja. Gunung Telomoyo misalnya, kita dapat mecapai puncaknya dengan menggunakan motor lho. Jadi track di gunung ini sudah beraspal hingga ke puncak walaupun di beberapa titik terdapat jalanan yang berlubang dan berbatu. Nah gunung ini cocok sekali untuk pendaki pemula yang ingin menikmati panorama dan suasana di atas gunung. Penasaran ?
Letak Gunung Telomoyo
Letak Gunug Telomoyo ini gak jauh-jauh dari Semarang kok. Yap! Letak Gunung ini masih dalam lingkup Kabupaten Semarang, tepatnya di daerah Kopeng. Basecamp Gunung Telomoyo ternyata sangat dekat dengan basecamp gunung Andong.
Saat itu saya dan teman-teman saya berangkat pukul 04.00 subuh dari Tembalang, Kota Semarang dengan menggunakan sepeda motor. Rute yang kami ambil adalah rute mengikuti jalan raya arah Salatiga - Jalan lintas lingkar luar Salatiga - Kopeng - Ngetas - Desa Telomoyo. Bagi teman-teman yang hendak kesana saya sarankan untuk melihat peta terlebih dahulu dan menghafal rutenya, karena jika tidak hafal dan nyasar di Kopeng akan sulit mendapatkan jaringan internet untuk membuka maps. Tapi itu tergantung operator masing-masing si.
Setelah beberapa kali menyasar di Kopeng, akhirnya pukul 06.00 pagi kami sampai di Gapura Desa Telomoyo yang sekaligus menjadi tanda pintu masuk gunung telomoyo. Disini kita akan dikenakan biaya retribusi sebesar Rp.5000 / orang.
Mendaki Gunung dengan Motor? Why not?
Dari gapura telomoyo menuju puncak membutuhkan waktu sekitar 15-30 menit dengan menggunakan motor. Cukup singkat untuk mendaki gunung setinggi 1894 mdpl yang biasanya memerlukan waktu 2 jam pendakian jalan kaki.
Nah yang harus diperhatikan sebelum mendaki adalah cek dahulu ketersediaan bensin kamu, karena sepanjang perjalanan nanti tidak ada penjual bensin eceran. Selain itu kondisi jalan yang terus menanjak juga akan mengikis cadangan bensin dengan cukup cepat. Yang kedua, perhatikan juga kondisi motor kamu. Pastikan motor kamu akan kuat menanjak sepanjang perjalanan dan cukup tangguh untuk melewati jalanan berlubang, berbatu, dan berpasir. Saat itu saya menggunakan motor matic berboncengan dengan teman saya. Alhasil di beberapa titik pembonceng harus jalan kaki karena motor tidak kuat melewati jalanan yang berlubang.
Sepanjang perjalanan saya sempat terheran-heran saat melihat track aspal yang menjulur hingga ke puncak. Saya salut dengan pekerja yang membuat jalan tersebut karena pasti sulit sekali untuk membuat aspal di kontur yang tidak rata dan menanjak. Sekarang jalanan aspal tersebut sudah banyak yang berlubang dan berbatu di beberapa titiknya. Jadi harus hati-hati saat melewatinya.
Sepanjang perjalanan saya juga terkesima dengan pemandangan yang ditawarkan. Kita bisa menikmati view Semarang dari atas sana dengan balutan kabut pagi yang dingin-dingin empuk. Selain itu kita juga bisa melihat gunung-gunung lain yang berada di sekitar telomoyo.
Puncak Telomoyo
Saat sampai di puncak, saya merasa sedikit kecewa karena tidak seperti ekspektasi yang saya bayangkan. Puncak telomoyo sudah dipenuhi oleh bangunan, tower, dan juga pembangkit listrik sehingga kita tidak dapat menemukan feel "puncak" di gunung ini. Sebagai gantinya, kita dapat duduk-duduk menikmati pemandangan dari landasan paralayang. Landasan paralayang ini biasa digunakan untuk even-even kejuaraan paralayang menjadikan gunung Telomoyo semakin dikenal di masyarakat luas.
Dari landasan paralayang ini kita dapat bersantai sambil berfoto-foto. Tapi hati-hati ya karena landasan paralayang ini sangat curam dan tidak ada pembatasnya sehingga jika terjatuh maka akan masuk ke dalam jurang. Disini kita dapat melihat 6 gunung sekaligus, yaitu gunung Andong, gunung Merbabu, Gunung Ungaran, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, dan Gunung Lawu. Oh iya, saya tidak merekomendasikan untuk camping / bermalam di tempat ini karena keterbatasan lahan camping yang ada.
Nah seperti itulah pengalaman pertama saya mendaki gunung dengan menggunakan motor hingga ke puncak. Menurut saya, gunung telomoyo ini hanya cocok untuk sekedar berwisata saja karena feel "mendaki" gunungnya tidak saya dapatkan sama sekali, jadi kurang "greget". Jika berniat untuk mendaki gunung yang benar-benar "mendaki" saya lebih prefer Gunung Ungaran atau Gunung Andong.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat menjadi referensi kamu dalam berwisata. Terimakasih :)
(Baca Juga : Pendakian Gunung Merbabu Jalur Selo : Cerita & Galeri )
Namun ternyata saya salah. Tidak selamanya jalur pendakian gunung hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki saja. Gunung Telomoyo misalnya, kita dapat mecapai puncaknya dengan menggunakan motor lho. Jadi track di gunung ini sudah beraspal hingga ke puncak walaupun di beberapa titik terdapat jalanan yang berlubang dan berbatu. Nah gunung ini cocok sekali untuk pendaki pemula yang ingin menikmati panorama dan suasana di atas gunung. Penasaran ?
Letak Gunung Telomoyo
Letak Gunug Telomoyo ini gak jauh-jauh dari Semarang kok. Yap! Letak Gunung ini masih dalam lingkup Kabupaten Semarang, tepatnya di daerah Kopeng. Basecamp Gunung Telomoyo ternyata sangat dekat dengan basecamp gunung Andong.
Saat itu saya dan teman-teman saya berangkat pukul 04.00 subuh dari Tembalang, Kota Semarang dengan menggunakan sepeda motor. Rute yang kami ambil adalah rute mengikuti jalan raya arah Salatiga - Jalan lintas lingkar luar Salatiga - Kopeng - Ngetas - Desa Telomoyo. Bagi teman-teman yang hendak kesana saya sarankan untuk melihat peta terlebih dahulu dan menghafal rutenya, karena jika tidak hafal dan nyasar di Kopeng akan sulit mendapatkan jaringan internet untuk membuka maps. Tapi itu tergantung operator masing-masing si.
Setelah beberapa kali menyasar di Kopeng, akhirnya pukul 06.00 pagi kami sampai di Gapura Desa Telomoyo yang sekaligus menjadi tanda pintu masuk gunung telomoyo. Disini kita akan dikenakan biaya retribusi sebesar Rp.5000 / orang.
Pemandangan dari puncak Telomoyo |
Dari gapura telomoyo menuju puncak membutuhkan waktu sekitar 15-30 menit dengan menggunakan motor. Cukup singkat untuk mendaki gunung setinggi 1894 mdpl yang biasanya memerlukan waktu 2 jam pendakian jalan kaki.
Nah yang harus diperhatikan sebelum mendaki adalah cek dahulu ketersediaan bensin kamu, karena sepanjang perjalanan nanti tidak ada penjual bensin eceran. Selain itu kondisi jalan yang terus menanjak juga akan mengikis cadangan bensin dengan cukup cepat. Yang kedua, perhatikan juga kondisi motor kamu. Pastikan motor kamu akan kuat menanjak sepanjang perjalanan dan cukup tangguh untuk melewati jalanan berlubang, berbatu, dan berpasir. Saat itu saya menggunakan motor matic berboncengan dengan teman saya. Alhasil di beberapa titik pembonceng harus jalan kaki karena motor tidak kuat melewati jalanan yang berlubang.
Sepanjang perjalanan saya sempat terheran-heran saat melihat track aspal yang menjulur hingga ke puncak. Saya salut dengan pekerja yang membuat jalan tersebut karena pasti sulit sekali untuk membuat aspal di kontur yang tidak rata dan menanjak. Sekarang jalanan aspal tersebut sudah banyak yang berlubang dan berbatu di beberapa titiknya. Jadi harus hati-hati saat melewatinya.
Track pendakian yang berbatu dan berlubang |
Gunung Andong dari Telomoyo |
Saat sampai di puncak, saya merasa sedikit kecewa karena tidak seperti ekspektasi yang saya bayangkan. Puncak telomoyo sudah dipenuhi oleh bangunan, tower, dan juga pembangkit listrik sehingga kita tidak dapat menemukan feel "puncak" di gunung ini. Sebagai gantinya, kita dapat duduk-duduk menikmati pemandangan dari landasan paralayang. Landasan paralayang ini biasa digunakan untuk even-even kejuaraan paralayang menjadikan gunung Telomoyo semakin dikenal di masyarakat luas.
Dari landasan paralayang ini kita dapat bersantai sambil berfoto-foto. Tapi hati-hati ya karena landasan paralayang ini sangat curam dan tidak ada pembatasnya sehingga jika terjatuh maka akan masuk ke dalam jurang. Disini kita dapat melihat 6 gunung sekaligus, yaitu gunung Andong, gunung Merbabu, Gunung Ungaran, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, dan Gunung Lawu. Oh iya, saya tidak merekomendasikan untuk camping / bermalam di tempat ini karena keterbatasan lahan camping yang ada.
Landasan paralayang Telomoyo |
Wefie dulu |
Semoga artikel ini dapat bermanfaat menjadi referensi kamu dalam berwisata. Terimakasih :)
(Baca Juga : Pendakian Gunung Merbabu Jalur Selo : Cerita & Galeri )
16 komentar
Write komentarwah semarang.. insyallah tahun depan ya kak,, sampai jumpa hihihi,,, keren deh semarang (y)
Replywaaw keren banget pemandangan puncak telomoyonyaa...Jempol
ReplyWah keren, Nyesel deh dlu pernah diajakin temen tp g mau..
Replyeh baru denger daki gunung pake motor, kalo pake sepeda sih udah denger dari Paimo yang ke Kilimanjaro naik sepeda. Kebayang kalo pake motor matik daki gitu, harus bawa dirijen isi bensin kali ya
Replymantal tuh naik gunung pake mtr jadi ga capek
ReplyWeh baru tau aku lo mas kalo di semarang ada gunung yang bisa di daki dengan motor, padahal saya orang semarang, wah nanti kalo pulang dari JAtim nyoba lah..
ReplyMakasih bnyak mas infonya..
Wah ekstream juga ya pake motor gitu , agak gimana gimana gitu .. Tapi semua itu terbayarkan oleh view yang indah di gunung telomoyo . Gue juga baru denger nama gunung itu. Idonesia masih banyak punya tempat wisata alam yang masih tersimpan rapi ya ? .
ReplyNaek motor? Gileeee. Gua ga kebayang tuh gimana caranya naek gunung pake motor. Mestinya lu pasang action camera macem Go-Pro gitu di motornya, terus rekam perjalanan lu naek gunung pake motor, pasti seru tuh videonya hehehe
ReplyTahun depan mau ke semarang yak.. wihiy asik dah
Replylumayan baguslaah.. bisa untuk refreshing otak :D
ReplyWah sayang banget mba.. kapan2 coba mampir kesana mba
Replywow naik sepeda sampai puncak kalimanjaro, kereen.. lebih seru pakai sepeda malah daripada naik motorr
Replyhaha malah lebih seru jalan kaki.. bisa menikmati sekitar
ReplyDi Semarang sebenarnya banyak wisata alam yang bagus mas, tapi memang dengungnya kurang terdengar di masyarakat ya. Harus pinter2 cari info tempat wisata mmg. nanti mampir saja mas
ReplyGak ekstrem si, malah gak ada gregetnya kalo pake motor..
Replyyup, indonesia wisata alamnya indah2..
haha iya mas, kemarin direkamnya pake HP si jadi gak stabil gambarnya haha
ReplySetelah baca, jangan lupa tinggalkan jejak ya kawan.. :)